Model proses pengambilan keputusan
Didalam
dunia yang modern ini, kehidupan menuntut banyak sekali keputusan yang harus
dibuat, misalnya keputusan untuk menunda perkawinan (KB), keputusan untuk
membeli TV atau DVD oleh kepala rumah tangga, keputusan untuk memberikan
pinjaman dengan bunga rendah oleh pimpinan Bank Dunia, keputusan untuk
mengalokasikan investasi dan keputusan-keputusan lainnya yang mempunyai ruang
lingkup lokal atau daerah, sektoral, nasional, dan internasional.
Mengambil atau membuat keputusan, pada dasarnya berarti memilih satu diantara sekian banyak alternative.
Mengambil atau membuat keputusan, pada dasarnya berarti memilih satu diantara sekian banyak alternative.
Proses pengambilan
keputusan terdiri dari lima tahap yaitu ;
PENGENALAN MASALAH -> PENCARIAN INFORMASI -> EVALUASI ALTERNATIF -> PILIHAN -> EVALUASI PASCAAKUISISI
PENGENALAN MASALAH -> PENCARIAN INFORMASI -> EVALUASI ALTERNATIF -> PILIHAN -> EVALUASI PASCAAKUISISI
1. PENGENALAN MASALAH
Pengenalan masalah terjadi bila suatu kebutuhan dirasakan oleh keadaan konsumen. Keadaan konsumen dipengaruhi oleh stimulasi. persepsi, aspirasi dan lingkungan (seperti kebudayaan, kelompok acuan, dan gaya hidup).
Yang mempersulit usaha pengambilan keputusan ialah bahwa kondisi dan sifat lingkungan itu tidak selalu dapat diketahui dengan pasti misalnya ketika konsumen menerima stimuli, seperti harga produk yang sangat mahal, penilaian orang lain terhadap pilihan konsumen sangat berpengaruh, ancaman fisik, psikologi maupun sosial yang besar akibat pemakaian produk, konsekuensi untuk menghentikan pemakaian produk lain yang disukai, dan hasil pemakaian masih belum dapat terbukti maka konsumen akan memiliki persepsi bahwa produk tersebut berisiko
2. PENCARIAN INFORMASI
Setelah mengindentifikasi masalah, konsumen memulai proses pencarian untuk memperoleh informasi mengenai produk-produk yang mungkin mengeliminasi masalah tersebut. Para peneliti mendapatkan bahwa ada dua jenis proses pencarian konsumen yaitu pencarian internal dan eksternal.
Setelah mengindentifikasi masalah, konsumen memulai proses pencarian untuk memperoleh informasi mengenai produk-produk yang mungkin mengeliminasi masalah tersebut. Para peneliti mendapatkan bahwa ada dua jenis proses pencarian konsumen yaitu pencarian internal dan eksternal.
Pencarian internal
(internal search) adalah usaha konsumen untuk memanggil kembali memori
informasi jangka panjang mengenai merk-merk produk atau jasa yang dapat
memecahkan masalah mereka. Pencarian eksternal adalah (external search) adalah
meliputi akuisisi informasi dari sumber-sumber luar, seperti teman, periklanan,
pengepakan, laporan konsumen dan personil penjualan.
3. EVALUASI ALTERNATIF
Inti dari pengambilan keputusan ialah terletak dalam perumusan berbagai alternative. Pada tahap evaluasi alternatif dari proses pemilihan atau akuisisi, konsumen membandingkan pilihan yang di indentifikasikan sebagai cara yang potensial mampu memecahkan masalah yang mengawali proses keputusan. Ketika membandingkan pilihan ini, konsumen membentuk keyakinan, sikap, dan tujuan mengenai alternatif yang dipertimbangkan serta memperhitungkan situasi, kondisi, waktu dan ruang.
Memori, Arti, dan Menilai Kebaikan/Keburukan. dalam mempertimbangkan hasil yang mungkin didapat dari suatu keputusan, para konsumen juga mengingat kembali memori semantic dari peristiwa-peristiwa serupa di masa lalu (Nostalgia).
Inti dari pengambilan keputusan ialah terletak dalam perumusan berbagai alternative. Pada tahap evaluasi alternatif dari proses pemilihan atau akuisisi, konsumen membandingkan pilihan yang di indentifikasikan sebagai cara yang potensial mampu memecahkan masalah yang mengawali proses keputusan. Ketika membandingkan pilihan ini, konsumen membentuk keyakinan, sikap, dan tujuan mengenai alternatif yang dipertimbangkan serta memperhitungkan situasi, kondisi, waktu dan ruang.
Memori, Arti, dan Menilai Kebaikan/Keburukan. dalam mempertimbangkan hasil yang mungkin didapat dari suatu keputusan, para konsumen juga mengingat kembali memori semantic dari peristiwa-peristiwa serupa di masa lalu (Nostalgia).
4. PILIHAN
Setelah mengevaluasi semua alternatif, langkah konsumen berikutnya dalam proses pengambilan keputusan adalah membuat pilihan. Para konsumen memilih merk atau jasa alternatif, dan mereka juga menentukan pilihan diantara toko-toko. Dalam proses pilihan konsumen, konsumen juga dapat memilih alternatif yang tidak dapat dibandingkan (noncomperable alternatives). Misalnya, orang dapat memilih antara menjalani liburan yang mahal dengan membeli mobil, atau membeli perhiasan dan sebagainya.
Bagaimana orang menentukan pilihannya sangat dipengaruhi oleh jenis proses keputusan dimana mereka terlibat. Proses pilihan akan berbeda bila konsumen menggunakan pendekatan keterlibatan tinggi dibandingkan dengan keterlibatan rendah.
Setelah mengevaluasi semua alternatif, langkah konsumen berikutnya dalam proses pengambilan keputusan adalah membuat pilihan. Para konsumen memilih merk atau jasa alternatif, dan mereka juga menentukan pilihan diantara toko-toko. Dalam proses pilihan konsumen, konsumen juga dapat memilih alternatif yang tidak dapat dibandingkan (noncomperable alternatives). Misalnya, orang dapat memilih antara menjalani liburan yang mahal dengan membeli mobil, atau membeli perhiasan dan sebagainya.
Bagaimana orang menentukan pilihannya sangat dipengaruhi oleh jenis proses keputusan dimana mereka terlibat. Proses pilihan akan berbeda bila konsumen menggunakan pendekatan keterlibatan tinggi dibandingkan dengan keterlibatan rendah.
Tipe-tipe
proses pengambilan keputusan
Pada
dasarnya tipe-tipe pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua hal,
yaitu:
1.
Keputusan
yang diprogramkan :
Keputusan yang diprogramkan merupakan
keputusan yang direncanakan sesuai dengan kebiasaan, aturan, atau prosedur yang
berlaku. Biasanya hasil atau dampak dari keputusan ini tidak mengejutkan karena
cenderung berulang-ulang dan lebih bersifat rutinitas. Kehadiran keputusan ini
sering dengan mudah dapat diantisipasi sebelumnya oleh karyawan. Untuk lebih
jelasnya dapat diberikan contoh dari tipe keputusan ini: Kegiatan audit mutu
internal, Rapat tinjauan manajemen, Pemeliharaan rutin, Pemeliharaan suku
cadang secara rutin, Mengikuti pelatihan yang direncanakan.
2.
Keputusan
yang tidak diprogramkan :
Keputusan
yang tidak diprogramkan merupakan keputusan yang tidak direncanakan sebelumnya.
Biasanya berkenaan dengan masalah-masalah baru dan bersifat khusus. Dalam
menangani tipe keputusan ini, pimpinan cenderung menggunakan pertimbangan,
intuisi, dan kreativitas. Tipe keputusan ini relatif lebih sulit dibandingkan
dengan keputusan yang diprogramkan. Waktunya sering tidak bisa diduga, bersifat
darurat dan segera sehingga cukup menyulitkan pimpinan dalam mengambil
keputusan. Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh dari tipe keputusan ini:
Keluhan dari pelanggan, Keterlambatan distribusi ke pelanggan, Kerusakan mesin
yang berakibat fatal, Pengunduran diri personel inti, Unjuk rasa dan pemogokan
karyawan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemecahan masalah
Faktor-faktornya antara lain :
1. Masalah
sederhana ( simple problem ) CORAK/JENIS MASALAH
Ciri : Berskala besar, tidak
berdiri sendiri ( memiliki kaitan erat dengan masalah lain ) mengandung
konsekuensi besar pemecahannya memerlukan pemikkiran yang tajam dan analisis .
Scope : pemecahan masalah dilakukan
secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya
Jenis : Masalah yang terstruktur (
structured problems ) dan masalah yang tidak terstruktur ( unstructured
problems )
2.Masalah
rumit ( complex problems ) CORAK/JENIS MASALAH
Definisi : masalah yang jelas
faktor penyebabnya, bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sehingga
pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat
rutin, repetitif dan dibakukan.
Contoh : pengajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai,
masalah perijinan dll
Sifat pengambilan keputusan :
relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode /
prosedur / program tetap
3.Masalah
yang terstruktur
Definisi : penyimpangan dari
masalah yang bersifat umum, tidak rutin , tidak jelas faktor penyebab dan
konseukuensinya serta tidak repertitif kasusnya.
Sifat pengambilan keputusan :
relatif lebih sulit dan lebih lama diperlukan teknik pk yang bersifat
non-programmed decision making
4.Masalah
yang tidak terstruktur
Pendefinisian masalah yang baik :
·
Fakta dipisahkan dari opini atau
spekulasi
·
Data objek dipisahkan dari presepsi
·
Semua pihak yang terlibat diperlakukan
sebagai sumber informasi
·
Masalah harus dinyatakan secara
eksplisit atau tegas , untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yang tidak
jelas
·
Definisi yang harus dinyatakan dengan
jelas adanya ketidak sesuaian antara sekunder atau harapan yang telah
ditetapkan dan kenyataan yang terjadi
·
Definisi yang dibuat harus dinyatakan
dengan jelas pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya
masalah
·
Definisi yang dibuat bukanlah severti
sebuah solusi yang samar
Daftar pustaka :
Erna
Ferrinadewi, Merek dan Psikologi Konsumen, Graha ilmu, Yogyakarta, 2008
Johannes Supranto, Teknik Pengambilan Keputusan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1991
John C.mowen/Michael Minor, Prilaku Ponsumen jilid 2, Erlangga, Jakarta, 2002
Leon G. Schiffman dan leslie lazar kanuk, prilaku konsumen edisi 7, PT.Indeks kelompok Gramedia
S.P. Siagian, Teori dan praktek pengambilan keputusan, penerbit CV haji Masagung, Jakarta, 1988
Johannes Supranto, Teknik Pengambilan Keputusan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1991
John C.mowen/Michael Minor, Prilaku Ponsumen jilid 2, Erlangga, Jakarta, 2002
Leon G. Schiffman dan leslie lazar kanuk, prilaku konsumen edisi 7, PT.Indeks kelompok Gramedia
S.P. Siagian, Teori dan praktek pengambilan keputusan, penerbit CV haji Masagung, Jakarta, 1988
Tidak ada komentar:
Posting Komentar